modulajarku.com – Bayangkan suasana pagi di kelas dua SD. Anak-anak menari dengan wajah ceria, mengikuti irama gamelan atau lagu daerah. Gerak mereka mungkin belum sempurna, tapi semangatnya tulus dan penuh rasa ingin tahu. Di balik gerakan sederhana itu, ada pembelajaran mendalam tentang ekspresi, koordinasi tubuh, dan nilai budaya.
Itulah esensi dari Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 2 SD/MI, yang kini disusun sesuai dengan Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum Merdeka 2025/2026.
Modul ini tidak hanya mengajarkan gerakan tari, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, empati, dan kreativitas anak sejak dini.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Seni Tari untuk Kelas 2 SD/MI, di bawah ini kami sediakan selengkap mungkin. Jika membutuhkan, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan:
Deep Learning dalam konteks pendidikan bukan hanya istilah teknologi seperti dalam kecerdasan buatan, tetapi juga pendekatan mendalam dalam belajar.
Dalam Seni Tari, pendekatan ini berarti peserta didik tidak hanya meniru gerak, melainkan memahami makna, konteks budaya, serta nilai estetika di baliknya.
Modul Ajar Deep Learning menekankan:
Dengan prinsip ini, guru menjadi fasilitator pembelajaran yang inspiratif, bukan sekadar pengajar yang memberi instruksi.
Mengacu pada CP 2025/2026, tujuan pembelajaran Seni Tari di kelas 2 meliputi:
Tujuan-tujuan ini disusun agar anak belajar dengan rasa senang, tanpa tekanan, dan tetap sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka.
Untuk memudahkan implementasi, modul ajar ini terdiri dari beberapa komponen penting:
Peserta didik mampu mengekspresikan diri melalui gerakan dasar tari daerah, memahami nilai-nilai budaya di baliknya, dan bekerja sama dalam kelompok untuk menampilkan karya sederhana.
Asesmen dilakukan secara autentik dan menyenangkan, mencakup:
Agar pembelajaran Seni Tari terasa hidup dan bermakna, guru dapat menggunakan pendekatan berbasis proyek dan eksplorasi:
Guru menayangkan video pendek tentang Tari Piring atau Tari Kecak. Anak-anak diminta memperhatikan gerakan, kostum, dan musiknya. Setelah itu, mereka berdiskusi tentang perasaan yang muncul saat melihat tarian tersebut.
Anak diajak meniru gerakan sederhana seperti melangkah, memutar tangan, atau menunduk sesuai irama musik. Guru memberi tantangan, “Bagaimana kalau kita menari seperti burung yang terbang?” Aktivitas ini melatih kreativitas dan imajinasi.
Dalam kelompok kecil, anak membuat tarian sederhana dengan tema “Kebersamaan di Sekolah”. Mereka memilih musik, menentukan gerakan, lalu menampilkan hasilnya di depan teman-teman.
Setelah menari, guru mengajak anak berbagi pengalaman. “Bagian mana yang kamu paling suka?” “Bagaimana rasanya menari bersama teman?” Proses refleksi ini penting untuk memperkuat pemahaman sosial dan emosional.
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari juga dirancang untuk membentuk karakter siswa sesuai Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
Dengan demikian, seni tari bukan sekadar pelajaran, tetapi sarana pembentukan karakter dan empati sosial.
Agar guru dapat menerapkan pembelajaran mendalam, berikut beberapa strategi yang direkomendasikan:
Guru dapat menggunakan rubrik sederhana dengan kategori “Mulai Berkembang”, “Berkembang Sesuai Harapan”, dan “Sangat Baik” untuk menilai:
Selain itu, guru perlu melakukan refleksi:
Di SD Negeri Merdeka Belajar, guru mengajak siswa membuat tarian bertema “Lingkungan Bersih”. Anak-anak mencipta gerak menyapu, membuang sampah, dan menanam pohon. Musiknya dari alat sederhana buatan mereka sendiri.
Hasilnya luar biasa: anak-anak tidak hanya menari, tapi juga memahami nilai kebersihan, tanggung jawab, dan kerja sama. Inilah contoh nyata bagaimana Deep Learning dalam Seni Tari membentuk pembelajaran yang bermakna.
Guru dapat memanfaatkan:
Melalui Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 2 SD/MI Sesuai CP 2025/2026, guru dapat menciptakan ruang belajar yang menggembirakan dan bermakna.
Anak-anak belajar mengekspresikan diri, menghargai budaya, dan bekerja sama tanpa merasa tertekan.
Seperti halnya sebuah tarian, proses belajar ini bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang harmoni. Ketika anak-anak menari dengan hati, mereka sebenarnya sedang belajar tentang kehidupan—tentang keseimbangan, keindahan, dan cinta terhadap budaya bangsanya.
Referensi:
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:
Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.