modulajarku.com – Musik bukan sekadar suara yang indah, tetapi bahasa universal yang mampu menyentuh emosi dan menumbuhkan empati. Di usia sekolah dasar, terutama kelas 2 SD/MI, dunia anak penuh dengan rasa ingin tahu dan imajinasi yang meluap.
Maka, pembelajaran seni musik menjadi media penting untuk menumbuhkan kecerdasan emosional dan sosial mereka. Melalui pendekatan Deep Learning, Modul Ajar Seni Musik kini hadir lebih modern, sesuai dengan Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum Merdeka 2025/2026.
Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan anak mengenal nada dan ritme, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif. Modul ini dirancang agar guru dapat mengajak siswa belajar musik secara bermakna dan menyenangkan, tanpa tekanan, serta terhubung dengan dunia nyata mereka.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Seni Musik untuk Kelas 2 SD/MI, di bawah ini kami sediakan selengkap mungkin. Jika membutuhkan, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan:
Deep Learning dalam konteks pendidikan bukan berarti menggunakan algoritma AI, melainkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach).
Artinya, siswa tidak sekadar menghafal lagu, tetapi memahami makna musik dan hubungannya dengan kehidupan. Misalnya, ketika anak belajar lagu daerah, mereka tidak hanya menyanyikan liriknya, tapi juga mengenali budaya asal lagu, nilai moral, dan konteks sosial di baliknya.
Menurut penelitian UNESCO (2023), pembelajaran musik yang berorientasi pada eksplorasi dan refleksi meningkatkan kemampuan kognitif hingga 20% lebih tinggi dibanding metode tradisional. Anak yang terlibat aktif dalam musik juga menunjukkan peningkatan empati dan rasa percaya diri.
Itulah mengapa Kurikulum Merdeka 2025/2026 mendorong pendekatan Deep Learning: agar siswa belajar lebih dalam, bukan sekadar “selesai materi”.
Modul ajar ini disusun secara sistematis sesuai prinsip Kurikulum Merdeka dan CP terbaru 2025/2026. Berikut struktur intinya:
Mari kita bahas tahap demi tahapnya.
Guru dapat memulai dengan mengajak siswa mendengarkan suara di lingkungan sekolah kicauan burung, angin, langkah kaki, bahkan bunyi bel masuk.
Anak diajak menirukan suara tersebut menggunakan alat musik sederhana seperti botol plastik, kaleng, atau drum kecil.
Kegiatan ini membangun kesadaran bahwa musik bisa muncul dari mana saja. Ini juga melatih anak mengenali pola ritme dan dinamika suara. Di tahap ini, siswa belajar mengamati, meniru, dan mengelompokkan bunyi sesuai karakteristiknya.
Setelah mengenal berbagai bunyi, siswa mulai berlatih memainkan lagu sederhana. Guru dapat memperkenalkan lagu daerah seperti “Ampar-Ampar Pisang” atau “Naik-Naik ke Puncak Gunung” dengan teknik vokal yang menyenangkan.
Melalui metode Deep Learning, siswa tak hanya menyanyikan lagu, tapi juga berdiskusi:
Selain itu, anak-anak diajak berkreasi: membuat lagu pendek berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari, misalnya tentang bermain di taman atau hujan turun di sore hari.
Di sinilah kreativitas anak benar-benar diuji. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan pusat pengetahuan.
Tahap terakhir adalah refleksi, di mana siswa menilai pengalaman belajarnya sendiri. Mereka bisa menceritakan lagu yang paling mereka sukai, atau bagaimana perasaan mereka saat bernyanyi di depan teman-teman.
Guru dapat mengadakan sesi mini konser di kelas, di mana setiap kelompok menampilkan lagu ciptaan mereka. Melalui kegiatan ini, anak belajar menghargai karya orang lain dan menumbuhkan kepercayaan diri.
Refleksi juga menjadi bagian penting dari Deep Learning karena membantu siswa menginternalisasi nilai dan makna dari proses belajar.
Pembelajaran musik ternyata juga dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi. Misalnya:
Dengan begitu, musik menjadi media lintas disiplin yang membantu pengembangan kecerdasan holistik anak.
Guru tidak harus menggunakan alat musik mahal. Prinsip Kurikulum Merdeka adalah kontekstual dan inklusif. Berikut contoh alat musik yang bisa digunakan:
Penggunaan teknologi digital juga sangat dianjurkan. Siswa dapat membuat aransemen musik sederhana menggunakan tablet atau laptop sekolah. Dengan cara ini, pembelajaran seni musik sejalan dengan era digital.
Penilaian dalam Modul Ajar Deep Learning Seni Musik tidak hanya berdasarkan hasil, tetapi juga proses. Aspek yang dinilai antara lain:
Guru dapat menggunakan rubrik observasi, jurnal refleksi siswa, atau rekaman video untuk menilai perkembangan mereka secara komprehensif.
Pendekatan spiral digunakan: setiap pertemuan membangun pengetahuan baru dari pembelajaran sebelumnya.
Hasil penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI, 2024) menunjukkan bahwa penerapan Deep Learning di kelas musik SD meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 25% dan motivasi belajar hingga 40%.
Anak-anak menjadi lebih berani mengekspresikan diri, lebih disiplin saat latihan, dan lebih empatik terhadap teman yang berbeda kemampuan.
Pembelajaran musik juga terbukti menstimulasi bagian otak kiri dan kanan secara seimbang, yang berperan dalam pengembangan memori, konsentrasi, serta kemampuan bahasa.
Modul Ajar Deep Learning Seni Musik Kelas 2 SD/MI sesuai CP 2025/2026 bukan sekadar panduan mengajar, melainkan sarana untuk menumbuhkan kecintaan anak pada seni dan budaya. Musik membantu mereka memahami kehidupan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.
Guru berperan sebagai jembatan antara dunia anak dan dunia bunyi mengubah kelas menjadi ruang ekspresi yang hidup, inklusif, dan penuh kreativitas.
Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran musik menjadi lebih dari sekadar kegiatan bernyanyi; ia menjadi perjalanan menuju pemahaman diri, empati, dan kebahagiaan belajar yang sesungguhnya.
Untuk mendapatkan contoh lengkap Modul Ajar Deep Learning Seni Musik Kelas 2 SD/MI dan perangkat pembelajarannya, kamu bisa mengunjungi situs pendidikan kami di modulajarku.com, tempat berbagi ide inovatif bagi guru Merdeka Belajar.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:
Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.