modulajarku.com – Bayangkan Bu Rina, guru IPA di sebuah SMP/MTs kecil di Jawa Tengah. Suatu malam, dia duduk di depan laptop, sambil menyeruput kopi tubruk, berpikir keras: “Bagaimana caranya agar materi IPA tidak sekadar disampaikan, tapi benar-benar “mengena”, menstimulasi berpikir kritis dan mendalam sesuai Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026?”
Dari kegelisahan itulah, lahirlah ide membuat modul ajar berbasis deep learning untuk IPA SMP/MTs, yang bukan sekadar dokumen RPP biasa, tetapi modul yang memandu siswa dari eksplorasi hingga refleksi.
Artikel ini akan membahas bagaimana merancang modul ajar deep learning IPA sesuai CP 2025/2026, lengkap dengan contoh struktur, pendekatan ilmiah, dan strategi evaluasi.
Modul ini sangat relevan untuk website pendidikan seperti modulajarku.com agar kontenmu tak hanya SEO-ramah, tetapi juga bermakna bagi guru dan siswa.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning IPA SMP/MTs, di bawah ini kami sediakan selengkap mungkin. Jika membutuhkan, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan:
Deep learning dalam konteks pendidikan berbeda dari istilah teknologi kecerdasan buatan. Di sini, deep learning merujuk pada pembelajaran mendalam yakni pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa memahami konsep secara mendalam, bukan hanya hafalan, melalui tahapan eksplorasi, integrasi, refleksi, dan transfer.
Dalam modul ajar deep learning IPA, guru mendesain aktivitas agar siswa melakukan:
Modul jenis ini menggabungkan elemen konseptual, prosedural, dan afektif. Misalnya, saat mempelajari sel dan mikroskop, siswa tidak hanya menghafal organel sel, tetapi mengamati preparat, berdiskusi tentang fungsi bagian-bagian sel, kemudian menerapkan analogi dalam kehidupan sehari-hari, dan terakhir melakukan refleksi “bagian mana yang paling menantang?”
Sejumlah modul ajar deep learning IPA untuk kelas 8 sudah tersedia di dunia maya sebagai referensi contoh.
Kurikulum Merdeka dengan Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026 mengharuskan guru menyusun modul, RPP, dan perangkat ajar yang berorientasi pada kompetensi mendalam, bukan sekadar penguasaan konten. Guru harus:
Sebagai contoh, dalam modul ajar IPA yang menggunakan pendekatan problem based learning + deep learning, guru dapat menyisipkan indikator praktik kinerja agar siswa menunjukkan penguasaan melalui eksperimen langsung.
Penggunaan istilah “CP 2025/2026” dalam nama modul juga penting secara SEO (keyword), agar guru yang mencari “modul ajar CP 2025 IPA” dapat menemukanmu.
Berikut struktur yang bisa kamu adopsi untuk modul ajar deep learning IPA:
Mari kita simulasikan beberapa bagian dari modul IPA topik “Sel dan Mikroskop”, berdasarkan contoh modul yang sudah ada.
Modul ini ditujukan untuk kelas VIII semester ganjil, tema “Melihat Dunia di Balik Mikroskop”, materi pokok: struktur sel, perbedaan sel hewan dan tumbuhan, serta teknik penggunaan mikroskop. Alokasi waktu: 4 pertemuan (160 menit)
Siswa mungkin sudah mengenal bagian tubuh makhluk hidup, tetapi belum memahami bahwa tubuh tersusun dari sel unit terkecil kehidupan. Beberapa siswa mungkin belum pernah menggunakan mikroskop.
Contoh CP: siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi bagian sel, serta membandingkan sel hewan dan tumbuhan berdasarkan pengamatannya. Indikator: menyebutkan minimal 5 organel, menjelaskan fungsi tiap organel, membuat model sederhana sel.
Soal formatif: menyebutkan fungsi mitokondria, perbedaan vakuola tumbuhan dan hewan
Tugas kinerja: membuat model 3D sel dari bahan sederhana dan mempresentasikannya
Rubrik: keakuratan struktur, kedalaman penjelasan, kreativitas model
Dengan modul semacam ini, siswa tidak hanya “mengenal sel,” tetapi mengalami proses berpikir ilmiah.
Penelitian dalam kognisi pendidikan menunjukkan bahwa siswa yang aktif mengerjakan sendiri—melalui diskusi, eksperimen, refleksi lebih mampu mengingat dan mengaitkan materi dibanding siswa pasif mendengarkan kuliah.
Dengan strategi deep learning, modul membantu membuat peta asosiatif: siswa menghubungkan konsep struktur sel dengan fungsi, pengalaman mikroskop, dan kehidupan sehari-hari. Ini memperkuat neural network kognitif mirip prinsip dalam deep learning teknologi: lapisan-lapisan representasi saling membangun makna.
Modul menyertakan refleksi guru dan siswa, memicu kesadaran belajar: “Bagian mana yang membingungkan?”, “Bagaimana cara memperbaikinya?” Metakognisi terbukti meningkatkan pemahaman jangka panjang.
Walau topik deep learning dalam AI berbeda konteks, prinsipnya menginspirasi: lapisan (layered structure), pembaruan bobot (feedback), dan generalisasi.
Artikel “Deep Learning: An Introduction for Applied Mathematicians” membahas bagaimana pembelajaran terdalam membangun representasi kompleks secara bertahap.
Sama halnya, modul deep learning IPA menyusun materi secara bertahap dari sederhana ke dalam, agar siswa mampu membangun pemahaman berlapis.
Tantangan | Solusi |
---|---|
Waktu penyusunan terlalu singkat | Mulai dengan kerangka kasar, lalu evaluasi tiap semester |
Sumber belajar terbatas | Manfaatkan video bebas hak cipta, jurnal, dan sumber daring |
Perbedaan kemampuan siswa | Buat tugas diferensiasi: proyek sederhana dan proyek lebih menantang |
Penilaian praktis sulit di kelas besar | Gunakan penilaian kelompok, peer-assessment, dan rubrik yang jelas |
Misalnya, jika di sekolahmu ada 30 siswa dan mikroskop terbatas, buat rotasi pengamatan kelompok dan beri tugas sketsa serta diskusi kelompok.
Modul ajar deep learning IPA SMP/MTs sesuai CP 2025/2026 adalah solusi yang ideal agar siswa tidak hanya memahami konsep IPA secara dangkal, tetapi mengalami pembelajaran bermakna.
Dengan struktur yang sistematis identifikasi kesiapan siswa, desain pembelajaran mendalam, penilaian kinerja, dan refleksi guru dapat menyajikan pembelajaran yang hidup dan berdaya guna.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:
Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.