modulajarku.com – Bayangkan seorang guru kelas 4 SD yang sedang merencanakan pembelajaran Matematika. Jika dulu ia hanya mengandalkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), kini ia harus beradaptasi dengan istilah baru: Capaian Pembelajaran (CP).
Banyak guru yang awalnya bingung, “Apa sih CP itu? Bedanya dengan KD apa? Dan bagaimana penerapannya di kelas?”
Pertanyaan ini wajar, karena CP merupakan pondasi utama dalam Perangkat Kurikulum Merdeka yang sekarang diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.
Melalui artikel ini, kita akan membahas CP secara lengkap mulai dari pengertian, fungsi, prinsip penyusunan, hingga strategi penerapannya di kelas.
Untuk melengkapi artikel ini, kami melampirkan cp lengkap mulai dari TK sampai tingkat SMA. Jika anda membutuhkan silahkan unduh melalui tautan di bawah ini berdasarkan Tingkat satuan Pendidikan
Secara sederhana, Capaian Pembelajaran (CP) adalah deskripsi kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa pada akhir fase tertentu dalam Kurikulum Merdeka.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), CP bukan sekadar daftar materi, tetapi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diharapkan terbentuk dalam diri siswa.
🔹 Contoh CP Matematika Fase B (kelas 3–4 SD):
Siswa mampu memahami operasi bilangan bulat sederhana, mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta menunjukkan keterampilan berpikir logis.
Artinya, CP tidak hanya menekankan pada “siswa bisa menjumlahkan angka”, tapi lebih pada pemahaman mendalam dan aplikasinya dalam kehidupan nyata.
Capaian Pembelajaran memiliki peran vital dalam proses belajar mengajar. Beberapa fungsinya antara lain:
Dalam Kurikulum Merdeka, jenjang pendidikan tidak hanya diukur per kelas, tetapi juga dalam bentuk fase perkembangan.
| Fase | Jenjang | Keterangan |
|---|---|---|
| Fase A | Kelas 1–2 SD | Fondasi dasar literasi & numerasi |
| Fase B | Kelas 3–4 SD | Penguatan konsep dasar |
| Fase C | Kelas 5–6 SD | Persiapan ke jenjang SMP |
| Fase D | Kelas 7–9 SMP | Pemahaman lintas mata pelajaran |
| Fase E | Kelas 10 SMA/SMK | Peminatan awal |
| Fase F | Kelas 11–12 SMA/SMK | Persiapan studi lanjut/karier |
Struktur fase ini membuat CP lebih fleksibel, karena guru bisa menyesuaikan dengan kondisi siswa yang beragam.
Dalam menyusun CP, ada beberapa prinsip penting yang harus dipahami guru:
Agar lebih jelas, mari kita lihat contoh CP pada beberapa mata pelajaran:
Agar CP tidak sekadar dokumen di atas kertas, guru perlu strategi nyata. Beberapa tips:
Meski CP memiliki banyak kelebihan, penerapannya di lapangan tidak selalu mulus. Beberapa tantangan yang dihadapi guru antara lain:
Namun, tantangan ini bisa diatasi dengan pelatihan guru, komunitas belajar, dan pemanfaatan teknologi pendidikan.
| Aspek | KD (Kurikulum 2013) | CP (Kurikulum Merdeka) |
|---|---|---|
| Satuan | Per kelas | Per fase |
| Fokus | Materi per kompetensi dasar | Kompetensi menyeluruh |
| Fleksibilitas | Kaku, berbasis kelas | Fleksibel, berbasis fase |
| Penilaian | Lebih administratif | Lebih autentik & kontekstual |
Dengan CP, guru tidak lagi terikat target materi per kelas, melainkan fokus pada pencapaian kompetensi siswa.
Capaian Pembelajaran (CP) adalah inti dari Kurikulum Merdeka. Ia memberikan arah, struktur, dan fleksibilitas bagi guru untuk memastikan siswa benar-benar menguasai kompetensi yang dibutuhkan.
Bagi guru, memahami CP berarti membuka jalan menuju pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan berpusat pada murid.
1. Apa perbedaan CP dan KD?
KD berbasis kelas, sementara CP berbasis fase perkembangan siswa.
2. Apakah CP berlaku untuk semua mata pelajaran?
Ya, setiap mata pelajaran dalam Kurikulum Merdeka memiliki CP.
3. Bagaimana guru menerapkan CP?
Dengan menurunkannya ke dalam Tujuan Pembelajaran (TP) dan modul ajar.
4. Apakah CP fleksibel?
Ya, guru bisa menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
5. Apakah CP lebih sulit dari KD?
Tidak. CP justru memudahkan guru karena lebih ringkas dan fokus pada kompetensi utama.