modulajarku.com – Pernahkah Anda mendengar seorang guru berkata, “Bagaimana menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) di kelas Kurikulum Merdeka?”
Pertanyaan ini sering muncul di ruang guru maupun forum pendidikan. Banyak yang masih bingung apakah KKTP sama dengan KKM di Kurikulum 2013, atau ada perbedaan mendasar.
Cerita dimulai dari sebuah sekolah dasar di Yogyakarta. Seorang guru kelas 5, Bu Rini, mencoba menyusun modul ajar untuk mata pelajaran Matematika. Ia harus memastikan siswanya memahami konsep pecahan desimal. Namun, ia bingung:
Berapa nilai minimal yang menunjukkan siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran?
Apakah harus ada angka seperti 75 atau 70 seperti zaman KKM?
Atau cukup dengan deskripsi kualitatif?
Jawaban dari kebingungan ini adalah KKTP.
Apa Itu KKTP dalam Kurikulum Merdeka?
KKTP adalah singkatan dari Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran yang merupakan bagian dari Perangkat Kurikulum Merdeka.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, KKTP merupakan tolok ukur yang digunakan guru untuk menilai apakah siswa sudah mencapai Tujuan Pembelajaran (TP) yang ditetapkan dalam Modul Ajar.
Jika di Kurikulum 2013 kita mengenal KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang identik dengan angka, maka di Kurikulum Merdeka, KKTP lebih menekankan deskripsi kualitatif berdasarkan capaian kompetensi siswa.
👉 Jadi, KKTP bukan angka mutlak, melainkan indikator ketercapaian pembelajaran.
Perbedaan KKTP dengan KKM
Agar lebih mudah dipahami, mari kita bandingkan KKTP vs KKM:
Aspek
KKM (Kurikulum 2013)
KKTP (Kurikulum Merdeka)
Bentuk
Angka (misalnya 75)
Deskripsi kualitatif (misalnya: siswa mampu menjelaskan konsep pecahan desimal)
Fokus
Nilai minimal lulus
Ketercapaian tujuan pembelajaran
Penekanan
Kuantitatif
Kualitatif & holistik
Penilaian
Sering berorientasi ujian
Penilaian autentik (proses & hasil)
Dampak ke siswa
Tekanan angka
Fokus pada penguasaan kompetensi
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa KKTP lebih humanis karena tidak sekadar menilai angka, tetapi lebih pada apakah siswa sudah benar-benar memahami materi.
Fungsi KKTP dalam Proses Belajar
Mengapa KKTP penting? Berikut adalah fungsinya:
Panduan Guru KKTP menjadi pedoman guru untuk merancang asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tolok Ukur Ketercapaian Siswa Siswa dapat mengetahui apakah dirinya sudah mencapai kemampuan yang diharapkan.
Komunikasi dengan Orang Tua Guru dapat menjelaskan perkembangan anak bukan hanya dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk deskripsi capaian.
Dasar Refleksi & Perbaikan Pembelajaran Jika siswa banyak yang belum mencapai KKTP, guru bisa melakukan remedial teaching atau strategi pembelajaran yang berbeda.
Prinsip Dasar Penyusunan KKTP
Dalam Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka (Puskurjar, 2022), ada beberapa prinsip menyusun KKTP:
Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran (TP) KKTP harus langsung merujuk pada tujuan pembelajaran yang ada di modul ajar.
Spesifik dan Terukur Meskipun berbentuk deskripsi, KKTP harus bisa diamati dan diukur.
Berorientasi Kompetensi Fokus pada kemampuan yang ditunjukkan siswa, bukan angka semata.
Fleksibel Guru boleh menyesuaikan KKTP dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan konteks lokal.
Contoh KKTP dalam Modul Ajar
Agar lebih jelas, mari lihat contoh KKTP:
Mata Pelajaran: Matematika Kelas 4 Tujuan Pembelajaran (TP): Siswa mampu menjelaskan konsep pecahan desimal dan menggunakannya dalam soal cerita.
👉 KKTP:
Siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal.
Siswa dapat menjelaskan perbedaan pecahan desimal dengan pecahan biasa.
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita sederhana yang melibatkan pecahan desimal.
Dengan format seperti ini, guru bisa langsung melihat indikator pencapaian siswa tanpa terjebak angka.
Langkah-Langkah Menyusun KKTP
Berikut langkah sederhana yang bisa diikuti guru:
Tentukan Tujuan Pembelajaran (TP) Ambil dari CP (Capaian Pembelajaran) yang sudah dipetakan ke dalam modul ajar.
Identifikasi Kompetensi Inti Tentukan keterampilan atau pengetahuan inti yang harus dikuasai siswa.
Rumuskan Kriteria Ketercapaian Gunakan kalimat aktif seperti “siswa mampu menjelaskan…”, “siswa dapat menyelesaikan…”.
Sesuaikan dengan Level Siswa Jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pastikan realistis sesuai perkembangan anak.
Validasi dan Refleksi Diskusikan dengan rekan guru lain agar KKTP lebih objektif.
Manfaat KKTP bagi Guru dan Siswa
1. Bagi Guru
Membantu menyusun asesmen formatif & sumatif.
Memberikan gambaran jelas tentang capaian siswa.
Mengurangi kebingungan dalam memberikan nilai.
2. Bagi Siswa
Lebih memahami apa yang diharapkan dari dirinya.
Tidak terbebani angka, tetapi fokus pada kompetensi.
Termotivasi untuk belajar sesuai kapasitas.
3. Bagi Orang Tua
Mendapat laporan pembelajaran anak yang lebih detail.
Bisa ikut mendampingi anak sesuai capaian yang perlu diperkuat.
Yang perlu diketahui
Tantangan dalam Implementasi KKTP
Meskipun terlihat sederhana, ada beberapa tantangan:
Perubahan Mindset Guru Banyak guru yang terbiasa dengan KKM angka, sehingga perlu adaptasi.
Administrasi Tambahan Menulis deskripsi capaian membutuhkan waktu lebih banyak.
Keterbatasan Pemahaman Tidak semua guru langsung paham cara merumuskan KKTP dengan baik.
Namun, dengan pelatihan, kolaborasi, dan berbagi praktik baik, tantangan ini bisa diatasi.
KKTP dalam Asesmen Formatif dan Sumatif
Asesmen Formatif: KKTP digunakan saat proses belajar berlangsung. Contohnya, guru mengamati apakah siswa sudah bisa mengerjakan soal latihan pecahan desimal.
Asesmen Sumatif: Digunakan di akhir pembelajaran untuk melihat capaian akhir siswa.
Keduanya saling melengkapi, sehingga KKTP bukan sekadar dokumen, tetapi alat praktis untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai arah.
Hubungan KKTP dengan Capaian Pembelajaran (CP)
Banyak guru bertanya, “Apakah KKTP sama dengan CP?” Jawabannya: Tidak sama, tetapi saling terkait.
CP (Capaian Pembelajaran) adalah target besar yang harus dicapai dalam satu fase (misalnya Fase B untuk kelas 3–4 SD).
TP (Tujuan Pembelajaran) adalah turunan CP dalam lingkup yang lebih kecil (per unit/modul ajar).
KKTP adalah indikator ketercapaian dari setiap TP.
👉 Jadi urutannya: CP → TP → KKTP
Studi Kasus: KKTP dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
TP: Siswa mampu menulis teks deskripsi tentang lingkungan sekitar.
KKTP:
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri objek yang diamati.
Siswa mampu menyusun paragraf sederhana dengan kalimat efektif.
Siswa bisa menambahkan kosakata yang relevan.
Dari sini, guru dapat memberikan asesmen autentik, misalnya dengan meminta siswa menulis deskripsi tentang sekolah mereka.
KKTP Kurikulum Merdeka adalah kunci untuk memastikan pembelajaran tidak hanya berhenti di angka, tetapi benar-benar menyentuh kompetensi siswa.
KKTP berbeda dengan KKM karena lebih menekankan deskripsi kualitatif.
Fungsinya sangat penting untuk guru, siswa, dan orang tua.
Dengan KKTP, pembelajaran lebih humanis, realistis, dan bermakna.
Seperti kata Bu Rini di awal cerita, “Sekarang saya tidak lagi terjebak angka. Yang penting anak-anak paham konsepnya.”
FAQ tentang KKTP Kurikulum Merdeka
1. Apakah KKTP sama dengan KKM? Tidak. KKM berupa angka, sementara KKTP berupa deskripsi ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Siapa yang membuat KKTP? Guru menyusun KKTP berdasarkan tujuan pembelajaran di modul ajar.
3. Apakah KKTP harus sama di semua sekolah? Tidak. KKTP fleksibel dan bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa serta konteks sekolah.
4. Apakah KKTP bisa menggunakan angka? Boleh, tetapi tetap harus ada deskripsi capaian agar tidak semata angka.
5. Bagaimana cara mengevaluasi KKTP? Guru bisa menggunakan asesmen formatif, sumatif, portofolio, dan observasi.