modulajarku.com – Pernahkah Anda mendengar istilah TP (Tujuan Pembelajaran) saat rapat guru atau saat menyusun modul ajar? Banyak pendidik sebenarnya sudah familiar dengan istilah ini, tetapi sering masih bingung membedakannya dengan capaian pembelajaran (CP) atau indikator pembelajaran.
Saya masih ingat ketika pertama kali Kurikulum Merdeka diperkenalkan. Seorang guru senior berkata dengan nada bercanda:
“Sekarang anak-anak bukan hanya ditanya apa yang dipelajari, tapi mengapa dan untuk apa mereka belajar itu.”
Kalimat sederhana itu merangkum esensi Tujuan Pembelajaran (TP) yang merupakan bagian dari perangkat kurikulum: bukan sekadar daftar materi, tetapi sebuah arah dan makna dari proses belajar.
Secara definisi, Tujuan Pembelajaran (TP) adalah rumusan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah melalui proses belajar tertentu, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, TP adalah turunan dari Capaian Pembelajaran (CP). CP menggambarkan kompetensi umum yang ingin dicapai dalam satu fase, sementara TP menjabarkannya menjadi langkah-langkah lebih spesifik untuk setiap kegiatan belajar.
👉 Singkatnya:
Mengapa guru harus repot-repot menuliskan TP? Ternyata, TP punya peran strategis:
Merumuskan TP tidak bisa asal-asalan. Ada beberapa prinsip yang harus dipahami guru:
Hindari kalimat samar. Gunakan kata kerja operasional yang terukur, misalnya: mengidentifikasi, menjelaskan, membandingkan, menyelesaikan, menuliskan.
TP harus bisa dinilai. Contoh:
❌ “Siswa memahami pecahan.”
✅ “Siswa dapat menyelesaikan 5 soal pecahan dengan benar minimal 80%.”
Siswa akan lebih tertarik jika TP terkait dengan pengalaman sehari-hari.
TP adalah turunan CP, jadi jangan sampai melenceng dari kompetensi inti yang ditetapkan.
Agar lebih mudah, mari kita lihat contoh konkret:
Banyak guru bertanya: apa bedanya TP, CP, dan IPK?
👉 Ilustrasi sederhananya:
Berdasarkan teori pendidikan (Bloom, 1956), TP mencakup tiga ranah:
Data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang didasarkan pada TP yang jelas meningkatkan hasil belajar siswa hingga 23% dibanding pembelajaran tanpa TP (Sumber: Journal of Educational Psychology, 2021).
Bagi guru pemula, berikut langkah sederhana menyusun TP:
Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran bermakna. Tanpa TP, pembelajaran hanya jadi hafalan. Dengan TP, pembelajaran lebih:
Di sebuah SD di Yogyakarta, guru IPA mengubah TP dari:
❌ “Siswa memahami ekosistem.”
menjadi
✅ “Siswa dapat membuat mini ekosistem sederhana menggunakan botol bekas.”
Hasilnya? Siswa bukan hanya hafal definisi ekosistem, tetapi juga merasakan, mengamati, dan bereksperimen langsung. Inilah kekuatan TP yang tepat.
1. Apa itu Tujuan Pembelajaran (TP)?
TP adalah rumusan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan belajar tertentu.
2. Apa bedanya TP dan CP?
CP bersifat jangka panjang (fase), TP bersifat jangka pendek (per kegiatan/modul ajar).
3. Bagaimana cara membuat TP yang baik?
Gunakan kata kerja operasional, relevan dengan CP, spesifik, dan terukur.
4. Apakah TP harus ada di setiap modul ajar?
Ya, karena TP adalah fondasi penyusunan modul ajar Kurikulum Merdeka.
5. Apakah TP hanya untuk pengetahuan?
Tidak, TP mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tujuan Pembelajaran (TP) bukan sekadar formalitas dalam RPP atau modul ajar. Ia adalah kompas pembelajaran yang memastikan siswa belajar dengan arah, makna, dan manfaat nyata.
Bagi guru, merumuskan TP adalah seni sekaligus ilmu. Dengan TP yang jelas, pembelajaran bukan hanya tentang materi, tapi juga tentang membentuk manusia yang berpengetahuan, terampil, dan berkarakter.
Jadi, setiap kali Anda menulis modul ajar, jangan lupa: “Apa tujuan saya mengajar hari ini?”
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.