modulajarku.com – Siapa sangka mata pelajaran Prakarya yang dulu dikenal dengan aktivitas tangan kini bisa bertransformasi menjadi wadah eksplorasi teknologi masa depan? Ya, inilah semangat baru Kurikulum Merdeka yang menggabungkan kreativitas, kemandirian, dan teknologi melalui pendekatan Deep Learning.
Di bawah payung Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026, perangkat ajar Prakarya kini tidak hanya berisi panduan membuat kerajinan atau produk, tetapi juga menuntun siswa berpikir mendalam dan adaptif terhadap perubahan digital.
Kita sedang berada di masa di mana siswa belajar menciptakan bukan hanya dengan tangan, tapi juga dengan data dan logika.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami bagaimana perangkat ajar Deep Learning untuk mata pelajaran Prakarya dapat diterapkan di semua kelas SMP/MTs maupun SMA/SMK dalam bingkai Kurikulum Merdeka.
Bagi yang membutuhkan perangkat ajar mata pelajaran Prakarya semua Kelas Kurikulum Merdeka silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Prakarya Semua Kelas Kurikulum Merdeka
Prakarya bukan sekadar pelajaran membuat, tetapi pelajaran berpikir kreatif dan inovatif. Di CP 2025/2026, pembelajaran Prakarya diarahkan untuk mengasah kemampuan siswa dalam:
Deep Learning dalam konteks pendidikan bukan hanya tentang algoritma kecerdasan buatan, tetapi tentang pendekatan berpikir mendalam (deep thinking). Ini berarti siswa tidak sekadar meniru atau mengikuti langkah, tetapi memahami mengapa dan bagaimana sesuatu diciptakan.
Misalnya, saat belajar membuat kemasan produk, siswa tidak hanya diajarkan cara memotong dan menempel.
Mereka diajak menganalisis bentuk, warna, dan bahan berdasarkan data preferensi konsumen digital yang diolah menggunakan aplikasi sederhana berbasis AI. Inilah wujud nyata data-driven creativity dalam pembelajaran Prakarya modern.
Perangkat ajar Deep Learning Prakarya adalah panduan komprehensif bagi guru untuk menerapkan pembelajaran kreatif yang memadukan prakarya, kewirausahaan, dan teknologi. Struktur perangkat ajar ini biasanya mencakup:
Di SMP Negeri 1 Surakarta, guru Prakarya bernama Pak Adi mencoba menerapkan perangkat ajar Deep Learning pada tema “Inovasi Pangan Lokal”. Ia memulai dengan mengajak siswa meneliti bahan pangan tradisional yang bisa dikembangkan menjadi produk modern.
Siswa menggunakan aplikasi AI sederhana untuk menganalisis tren makanan sehat di media sosial. Dari hasil itu, mereka membuat prototipe snack berbasis singkong rendah gula, dengan kemasan yang didesain menggunakan generator AI visual.
Proyek ini membuat siswa memahami bukan hanya teknik memasak atau mengolah, tetapi juga cara membaca data pasar, menilai kelayakan produk, dan memasarkan secara digital. “Saya tidak menyangka belajar Prakarya bisa seperti startup kecil,” kata Dini, salah satu siswi yang karyanya sempat dipamerkan di festival inovasi sekolah.
Kisah seperti ini menunjukkan bagaimana Deep Learning bukan hanya konsep teknis, tapi budaya belajar baru yang menggabungkan kreativitas, data, dan empati sosial.
Penerapan perangkat ajar ini bisa disesuaikan dengan tingkat kelas dan capaian pembelajaran masing-masing.
Dengan struktur bertahap ini, pembelajaran menjadi lebih adaptif dan berkesinambungan. Guru dapat memanfaatkan Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya dari modulajarku.com sebagai referensi implementasi praktis di kelas.
Menurut riset yang dilakukan oleh UNESCO (2024), pembelajaran berbasis proyek dan data (Project-Based & Data-Driven Learning) meningkatkan keterlibatan siswa hingga 45% dibanding metode konvensional.
Selain itu, 70% siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis deep learning menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Hasil penelitian lain oleh Universitas Negeri Yogyakarta (2023) menunjukkan bahwa penerapan AI dalam pembelajaran Prakarya meningkatkan daya cipta siswa hingga 38%, terutama dalam hal desain produk dan kewirausahaan muda.
Artinya, penerapan perangkat ajar ini bukan hanya tren, tetapi strategi nyata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan daya saing generasi muda Indonesia.
Meskipun menarik, penerapan deep learning dalam Prakarya juga menghadapi tantangan. Beberapa sekolah mungkin masih terkendala sarana digital atau koneksi internet. Namun, ada solusi praktis:
Dengan pendekatan adaptif, deep learning dapat diterapkan bahkan di sekolah dengan fasilitas terbatas.
Penerapan perangkat ajar Deep Learning Prakarya memberikan manfaat ganda:
Yang paling penting, pembelajaran ini melatih siswa menjadi problem solver, bukan sekadar task finisher.
Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya untuk semua kelas dalam Kurikulum Merdeka sesuai CP 2025/2026 adalah langkah nyata menuju pendidikan masa depan yang kreatif, ilmiah, dan berbasis teknologi.
Pembelajaran Prakarya kini bukan lagi soal membuat sesuatu, tetapi soal memahami, menganalisis, dan menciptakan solusi yang berdampak.
Guru sebagai fasilitator memiliki peran penting dalam menghadirkan pembelajaran bermakna. Dengan perangkat ajar dari modulajarku.com, mereka dapat mengakses panduan, contoh proyek, dan sumber daya yang relevan untuk membangun kelas Prakarya yang inspiratif.
Masa depan pendidikan bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang bagaimana kita memanfaatkannya untuk membangun manusia yang kreatif, adaptif, dan berdaya cipta. Karena sejatinya, Prakarya adalah seni menciptakan dari hati dan kini, juga dengan data dan kecerdasan buatan.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.