modulajarku.com – Pendidikan Bahasa Indonesia di tingkat SMA kini mengalami perubahan besar dengan hadirnya Kurikulum Merdeka versi terbaru yang mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026.
Dalam konteks ini, perangkat ajar bukan lagi sekadar kumpulan materi dan tugas, tetapi menjadi panduan strategis yang dirancang untuk melatih kemampuan berpikir mendalam, atau yang disebut deep learning.
Bayangkan sebuah kelas Bahasa Indonesia di mana siswa tidak hanya diminta menganalisis teks sastra, tetapi juga memahami makna tersembunyi, menautkan konteks sosial, bahkan menulis refleksi berbasis data linguistik.
Di sinilah konsep perangkat ajar deep learning berperan penting membawa pembelajaran dari sekadar hafalan menuju pemahaman yang bermakna.
Bagi yang membutuhkan perangkat ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas 12 SMA/MA silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Deep Learning Kurikulum Nasional
Deep learning dalam pendidikan bukan hanya soal teknologi kecerdasan buatan, tetapi tentang cara berpikir yang mendalam, reflektif, dan analitis. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, pendekatan ini mengajarkan siswa untuk:
Menurut penelitian dari Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) tahun 2024, penerapan pembelajaran berbasis deep learning dapat meningkatkan kemampuan literasi analitis siswa hingga 38%.
Angka ini menunjukkan bahwa ketika siswa diajak berpikir lebih dalam, kualitas pemahaman dan kemampuan menulis mereka meningkat secara signifikan.
Capaian Pembelajaran terbaru menekankan pada tiga aspek utama: pemahaman teks, produksi teks, dan refleksi metakognitif. Berikut garis besar CP Bahasa Indonesia Kelas 12 sesuai struktur 2025/2026:
Ketiga aspek ini menjadi pondasi dalam perancangan perangkat ajar berbasis deep learning yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Sebuah perangkat ajar yang baik harus memiliki struktur yang jelas, fleksibel, dan mudah diterapkan. Berikut komponen utama perangkat ajar Bahasa Indonesia berbasis deep learning:
Suatu hari, Bu Dina, guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 5 Bandung, memutuskan untuk mengubah cara mengajarnya. Ia tidak ingin lagi siswanya hanya menghafal unsur intrinsik novel atau menebak makna simbolik puisi. Maka, ia mencoba menggunakan perangkat ajar deep learning.
Dalam pertemuan pertama, ia meminta siswa menganalisis cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis. Namun kali ini, siswa tidak sekadar membaca, tetapi menggunakan alat analisis digital untuk menemukan pola kata “surau”, “iman”, dan “masyarakat”. Hasilnya?
Mereka menemukan korelasi menarik: kata “iman” lebih sering muncul dalam konteks kritik sosial dibanding konteks spiritual.
Diskusi pun mengalir hangat. “Jadi, Pak Navis sebenarnya sedang mengkritik kemunafikan sosial?” tanya seorang siswa. Bu Dina tersenyum. “Nah, kamu sudah mulai berpikir seperti seorang peneliti sastra.”
Kelas menjadi hidup. Siswa tidak hanya memahami makna teks, tetapi juga memahami konteks budaya dan nilai-nilai sosial yang melatarbelakanginya. Itulah esensi deep learning—membawa siswa dari sekadar pembaca menjadi peneliti bahasa dan makna.
Penerapan deep learning bukan berarti pembelajaran menjadi kaku atau terlalu teknis. Sebaliknya, teknologi hanyalah alat untuk memperdalam makna humanistik dalam bahasa.
Dengan menggunakan data linguistik, siswa belajar menghargai keberagaman bahasa dan perspektif manusia.
Guru dapat memanfaatkan platform digital seperti Google Docs untuk kolaborasi menulis, ChatGPT untuk eksplorasi ide, dan Canva untuk visualisasi teks. Namun, yang terpenting adalah bagaimana teknologi tersebut mendukung pembelajaran berbasis nilai dan empati.
Agar perangkat ajar deep learning berjalan efektif, guru perlu menerapkan strategi berikut:
Menurut data Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) 2024, sekolah yang menerapkan pendekatan deep learning menunjukkan peningkatan skor literasi siswa rata-rata 12% lebih tinggi dibanding sekolah dengan metode tradisional.
Hal ini disebabkan siswa tidak hanya membaca teks, tetapi juga membangun makna melalui proses berpikir dan diskusi kolaboratif.
Selain itu, keterampilan menulis siswa meningkat signifikan. Mereka lebih mampu mengemukakan argumen logis, menyusun teks dengan struktur yang kuat, dan memilih gaya bahasa yang sesuai dengan konteks.
Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA/MA sesuai CP 2025/2026 bukan sekadar instrumen kurikulum, melainkan alat transformasi pendidikan.
Dengan menggabungkan pendekatan analitis, teknologi digital, dan nilai humanistik, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menjadi sarana pengembangan karakter, intelektualitas, dan empati sosial siswa.
Guru adalah kunci dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Melalui perangkat ajar berbasis deep learning, guru tidak hanya mengajar bahasa, tetapi juga membimbing siswa memahami kehidupan melalui bahasa.
Jika Anda seorang pendidik yang ingin mengunduh contoh perangkat ajar lengkap dengan ATP, modul ajar, dan rubrik penilaian, kunjungi modulajarku.com.
Di sana tersedia sumber daya pendidikan Kurikulum Merdeka terbaru yang dapat membantu Anda membawa pembelajaran Bahasa Indonesia ke level yang lebih dalam dan bermakna.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.