modulajarku.com – Pernahkah Anda merasa bingung saat diminta menyusun perangkat pembelajaran baru? Beberapa guru di sekolah sering berkata, “Kalau dulu kita terbiasa dengan RPP, sekarang muncul istilah modul ajar. Apa bedanya? Apakah lebih sulit?”
Jawabannya justru sebaliknya. Modul ajar hadir sebagai penyederhanaan, bukan penambahan beban. Konsep ini lahir seiring implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas, diferensiasi, dan pembelajaran berbasis kompetensi.
Di artikel ini kita akan membahas apa itu modul ajar, fungsinya, komponen penyusunnya, hingga cara membuatnya dengan mudah.
Secara sederhana, modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang berisi rencana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
Kalau diibaratkan, modul ajar itu seperti peta perjalanan. Guru adalah pemandu, siswa adalah penjelajah, dan modul ajar adalah petanya. Tanpa peta, perjalanan bisa tersesat. Dengan modul ajar, tujuan pembelajaran menjadi jelas, runtut, dan terukur.
👉 Perbedaan utama dengan RPP:
Mengapa guru perlu modul ajar? Ada beberapa alasan penting:
Sesuai panduan Kemendikbudristek, modul ajar memiliki beberapa komponen utama:
Berisi informasi dasar seperti nama sekolah, kelas, fase, mata pelajaran, tema/topik, dan alokasi waktu.
Merupakan target kompetensi yang ingin dicapai siswa pada akhir fase.
Ditulis lebih spesifik dan terukur, misalnya: “Siswa dapat menyelesaikan soal penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda menggunakan gambar.”
Setiap modul ajar harus memuat penguatan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman, kreatif, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan berkebinekaan global.
Rangkaian aktivitas pembelajaran yang disusun secara runtut, dari apersepsi, inti, hingga penutup.
Strategi guru dalam menyesuaikan gaya belajar siswa, misalnya dengan menggunakan media visual untuk siswa visual.
Terdiri dari asesmen formatif (selama proses belajar) dan asesmen sumatif (setelah selesai pembelajaran).
Segala alat, bahan, atau platform yang digunakan, seperti buku teks, video, gambar, hingga aplikasi digital.
Menyusun modul ajar tidak harus rumit. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa guru coba:
Langkah 1: Tentukan Capaian Pembelajaran
Buka dokumen CP sesuai fase (SD, SMP, SMA). Tentukan kompetensi apa yang akan dicapai.
Langkah 2: Rumuskan Tujuan Pembelajaran
Gunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Langkah 3: Rancang Kegiatan Pembelajaran
Susun kegiatan belajar yang interaktif, kontekstual, dan menyenangkan. Misalnya menggunakan metode eksperimen, diskusi, atau proyek.
Langkah 4: Sertakan Diferensiasi
Buat alternatif kegiatan sesuai kebutuhan siswa. Contoh: siswa cepat memahami bisa mengerjakan soal HOTS, sementara siswa yang butuh waktu lebih mendapat bimbingan bertahap.
Langkah 5: Buat Asesmen
Gunakan rubrik, kuis online, atau portofolio agar evaluasi lebih autentik.
Langkah 6: Pilih Media
Sesuaikan dengan kondisi kelas. Bisa papan tulis, alat peraga sederhana, hingga aplikasi edukasi digital.
Tema: Pecahan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan berkreasi. Modul ajar bukan dokumen kaku, melainkan living document yang bisa diubah sesuai kebutuhan.
Misalnya, guru bisa:
1. Apakah modul ajar wajib dibuat guru?
Ya, karena modul ajar adalah perangkat resmi dalam Kurikulum Merdeka. Namun guru bisa mengadaptasi modul ajar contoh dari pemerintah.
2. Apa perbedaan modul ajar dengan buku ajar?
Buku ajar adalah sumber belajar, sedangkan modul ajar adalah rencana mengajar.
3. Apakah modul ajar harus panjang?
Tidak. Yang penting jelas, lengkap, dan sesuai kebutuhan kelas.
4. Apakah RPP masih berlaku?
Di Kurikulum Merdeka, RPP tidak lagi digunakan. Sebagai gantinya, guru memakai modul ajar.
5. Apakah modul ajar bisa digunakan lintas sekolah?
Bisa. Bahkan guru dianjurkan saling berbagi modul ajar agar pembelajaran lebih kaya.
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran penting dalam Kurikulum Merdeka. Fungsinya bukan hanya sebagai panduan guru, tetapi juga sebagai sarana menghadirkan pembelajaran yang bermakna, adaptif, dan menyenangkan.
Bagi guru, modul ajar ibarat kompas yang menunjukkan arah. Bagi siswa, modul ajar adalah jembatan untuk mencapai tujuan belajar.
Jadi, kalau Anda guru di era Kurikulum Merdeka, jangan anggap modul ajar sebagai beban. Anggaplah ia sebagai sahabat yang membantu menghadirkan pembelajaran lebih merdeka dan memerdekakan.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.