modulajarku.com – Setiap anak memiliki cara unik dalam mengekspresikan diri. Ada yang suka menggambar, ada yang senang bernyanyi, dan ada pula yang menemukan kebahagiaan melalui gerakan tubuh menari.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, seni tari bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga sarana pengembangan karakter, emosi, dan kemampuan berpikir kreatif. Kini, dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran seni tari di kelas 1 SD/MI menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Bayangkan suasana kelas yang dipenuhi tawa, musik lembut, dan langkah kaki kecil yang mencoba mengikuti irama. Guru tidak lagi sekadar memberi contoh gerakan, tetapi memfasilitasi eksplorasi. Siswa diajak untuk memahami makna gerak, hubungan dengan budaya, dan bahkan teknologi yang bisa membantu mereka berlatih lebih baik.
Inilah konsep dasar dari Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 1 SD/MI pembelajaran yang mendalam, adaptif, dan berfokus pada pengalaman belajar yang utuh.
Bagaimana cara mengunduh modul ajar Deep Learning Seni Tari untuk Kelas 1 SD/MI? Untuk mendapatkannya silahkan klik tautan di bawah ini:
Deep learning di dunia pendidikan bukan hanya tentang teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam konteks Kurikulum Merdeka, deep learning bermakna pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam (deep understanding) dan keterampilan berpikir reflektif.
Pada anak usia dini, pendekatan ini membantu mereka:
Menurut penelitian dari American Dance Therapy Association (2023), aktivitas menari secara rutin meningkatkan koordinasi motorik halus dan kasar anak hingga 40% serta membantu regulasi emosi mereka.
Dengan pendekatan deep learning, kegiatan tari tidak lagi hanya soal gerak fisik, tetapi juga pengalaman kognitif dan sosial-emosional yang saling terhubung.
Kurikulum Merdeka memberi ruang besar bagi guru untuk berkreasi dalam pembelajaran seni. Modul ajar berfungsi sebagai panduan fleksibel yang dapat disesuaikan dengan karakter siswa dan konteks sekolah.
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 1 SD/MI dirancang dengan komponen utama:
Suatu pagi di SD Negeri Harapan Baru, guru seni tari bernama Ibu Rani memulai kelas dengan lagu lembut bertema alam. Ia mengajak siswa berdiri melingkar dan berkata, “Hari ini, kita akan menari seperti awan yang menari di langit.”
Anak-anak tampak antusias. Mereka menirukan gerak mengalun, berputar, dan bergerak perlahan. Lalu Ibu Rani bertanya, “Bagaimana perasaan kalian ketika jadi awan?”
“Ringan, Bu!” jawab seorang anak.
“Bahagia, Bu!” tambah yang lain sambil tertawa.
Dari kegiatan sederhana itu, muncul proses berpikir mendalam: anak belajar menghubungkan gerak dengan emosi, mengamati fenomena alam, dan mengekspresikan makna personal. Inilah esensi deep learning pengalaman yang menggabungkan kognitif, afektif, dan psikomotor secara alami.
Meski seni tari identik dengan gerak tubuh, teknologi tetap dapat berperan penting. Guru dapat menggunakan alat bantu sederhana seperti:
Teknologi digunakan bukan untuk menggantikan guru, melainkan memperkaya pengalaman belajar. Prinsip deep learning tetap dipegang: siswa diajak memahami makna di balik setiap gerak, bukan sekadar meniru.
Agar guru mudah menerapkan di kelas, berikut contoh struktur modul yang sesuai dengan panduan Kurikulum Merdeka 2025:
Identitas Modul
Tujuan Pembelajaran:
Alur Pembelajaran:
Asesmen:
Hasil studi oleh Journal of Arts Education and Child Development (2024) menunjukkan bahwa siswa SD yang terlibat aktif dalam pembelajaran tari berbasis refleksi menunjukkan peningkatan 35% dalam kemampuan berpikir simbolik dan 28% dalam regulasi emosi.
Di sekolah dasar, seni tari juga menjadi media efektif untuk membangun rasa kebersamaan. Ketika anak menari bersama, mereka belajar menghormati ruang, mendengarkan irama, dan menyesuaikan diri—kemampuan sosial yang penting di masa pertumbuhan.
Guru yang menerapkan modul ajar deep learning seni tari melaporkan bahwa siswa menjadi lebih fokus, percaya diri, dan berani berekspresi. Beberapa sekolah bahkan mengembangkan tari kelas sebagai kegiatan rutin setiap minggu untuk membentuk kebiasaan positif dalam bergerak dan berpikir kreatif.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya mengajar tetapi juga menginspirasi. Dalam pembelajaran seni tari, peran guru sangat penting untuk menciptakan suasana aman dan menyenangkan. Guru perlu memahami ritme emosi anak, memberi ruang bagi eksplorasi, dan memfasilitasi refleksi.
Pendekatan deep learning membantu guru menilai proses, bukan sekadar hasil. Ketika seorang anak tampak malu menari, guru tidak menilai itu sebagai kegagalan, tetapi sebagai bagian dari perjalanan pembelajaran emosional.
Guru juga dapat mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam tarian, misalnya tari daerah, permainan tradisional, atau gerak dari aktivitas sehari-hari di kampung. Ini memperkaya pengalaman budaya anak sejak dini.
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka adalah langkah nyata menuju pembelajaran seni yang lebih bermakna. Melalui pendekatan mendalam, reflektif, dan adaptif, siswa tidak hanya belajar menari, tetapi juga belajar mengenal diri, memahami lingkungan, dan menumbuhkan empati melalui gerak.
Guru berperan sebagai jembatan antara tradisi dan inovasi, antara emosi dan pengetahuan. Teknologi dan AI dapat menjadi pendukung yang memperkaya, bukan menggantikan.
Pembelajaran seni tari dengan pendekatan deep learning memberi harapan baru: setiap anak bisa tumbuh menjadi individu kreatif yang berpikir mendalam, bergerak dengan hati, dan belajar sepanjang hayat.
Jika Anda seorang pendidik yang ingin menerapkan modul seperti ini, kunjungi modulajarku.com untuk mendapatkan contoh modul ajar, lembar aktivitas siswa, dan panduan penerapan deep learning di kelas seni. Karena setiap gerak kecil anak hari ini adalah langkah besar menuju masa depan yang penuh makna.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.