modulajarku.com – Bayangkan ruang kelas IPS yang tidak lagi sekadar membahas peta, sejarah, atau ekonomi, tetapi juga menelusuri data sosial menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Siswa bukan hanya menghafal fakta, melainkan menganalisis fenomena sosial dengan bantuan algoritma sederhana.
Inilah gambaran nyata dari Perangkat Ajar Deep Learning IPS yang mulai diterapkan di sekolah-sekolah sesuai Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026 Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka kini memasuki babak baru, di mana pembelajaran tidak lagi sebatas transfer pengetahuan, tetapi membangun kemampuan berpikir mendalam (deep learning) dan reflektif.
Dalam konteks IPS, pendekatan ini mengajak siswa memahami masyarakat bukan dari buku teks semata, tetapi dari data sosial yang hidup, dinamis, dan nyata di sekitar mereka.
Bagi yang membutuhkan perangkat ajar mata pelajaran IPS Semua Kelas Kurikulum Merdeka silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning IPS SMP/MTs Sesuai CP 2025/2026
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mengajarkan cara memahami interaksi manusia, budaya, ekonomi, dan lingkungan. Namun, di era digital, data sosial tersebar luas dari statistik kependudukan hingga tren ekonomi digital. Untuk memahami semua ini, dibutuhkan pendekatan baru: deep learning.
Menurut riset UNESCO (2024), pembelajaran berbasis data dan AI meningkatkan kemampuan analisis siswa hingga 45% dibanding metode tradisional.
Deep learning menekankan eksplorasi, analisis, dan refleksi, bukan sekadar hafalan. Siswa diajak berpikir “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya “apa” dan “kapan”.
Pendekatan ini juga selaras dengan Profil Pelajar Pancasila, terutama pada aspek bernalar kritis dan kreatif. Melalui pembelajaran mendalam, siswa mampu memahami hubungan antara fenomena sosial, seperti dampak urbanisasi terhadap ekonomi lokal atau perubahan iklim terhadap pola migrasi penduduk.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan bahwa CP 2025/2026 menekankan kemampuan analitik, digital literacy, dan keterhubungan antar disiplin ilmu. Dalam konteks IPS, ini berarti guru perlu memfasilitasi pembelajaran yang menggabungkan data nyata, teknologi digital, dan konteks sosial lokal.
Namun, tantangan terbesar bagi guru IPS adalah mengubah cara mengajar. Banyak yang masih terpaku pada metode konvensional ceramah dan hafalan.
Padahal, dengan Perangkat Ajar Deep Learning, guru bisa menghadirkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan berbasis data. Misalnya, siswa bisa menganalisis data kemiskinan dari BPS, membuat grafik, lalu menarik kesimpulan sosial dan ekonomi yang berdampak nyata.
Perangkat ajar ini dirancang agar fleksibel dan adaptif di semua jenjang, mulai dari kelas 7 hingga kelas 9 SMP/MTs. Berikut komponen utamanya:
Suatu hari di SMP Negeri 2 Bandung, Bu Lina, seorang guru IPS, mengubah metode mengajarnya. Ia meminta siswanya mencari data tentang migrasi penduduk di Jawa Barat. Siswa menggunakan laptop dan mengakses situs resmi BPS.
Mereka kemudian memetakan arus migrasi dengan peta digital dan mencoba menjelaskan alasannya: peluang kerja, pendidikan, dan urbanisasi. Dari sana, muncul diskusi menarik tentang ketimpangan sosial dan peluang ekonomi.
Salah satu siswa berkata, “Saya baru sadar kalau angka-angka itu bukan sekadar data, tapi cerita tentang kehidupan orang-orang.” Kalimat sederhana itu menggambarkan esensi pembelajaran deep learning: memahami realitas sosial dengan empati dan logika berbasis data.
Agar lebih konkret, berikut contoh penerapan perangkat ajar deep learning IPS di berbagai kelas SMP/MTs:
Salah satu kesalahpahaman terbesar dalam penerapan AI di pendidikan adalah anggapan bahwa teknologi akan menggantikan guru. Padahal, deep learning dalam IPS justru menempatkan guru sebagai fasilitator utama.
Teknologi hanya alat bantu. Guru tetap memegang kendali penuh dalam menentukan konteks sosial, interpretasi nilai, dan arah refleksi siswa. Dengan pendekatan ini, guru dapat menuntun siswa tidak hanya memahami data, tetapi juga memaknai kehidupan sosial di balik angka-angka tersebut.
Menurut laporan McKinsey Global Institute (2024), penerapan AI dalam pembelajaran sosial dapat meningkatkan efektivitas belajar hingga 37%.
Selain itu, studi dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam analisis berbasis data memiliki tingkat pemahaman konseptual 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
Artinya, deep learning bukan sekadar tren teknologi, tetapi strategi nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan IPS di Indonesia.
Untuk mendukung implementasi ini, guru bisa memanfaatkan berbagai platform pembelajaran digital seperti modulajarku.com, yang menyediakan:
Dengan dukungan komunitas ini, guru tidak perlu memulai dari nol. Semua perangkat dan contoh pembelajaran bisa diadaptasi sesuai konteks lokal sekolah masing-masing.
Integrasi deep learning dalam IPS membawa dampak besar bagi pendidikan masa depan. Siswa akan:
Bagi guru, perangkat ajar ini membantu menciptakan pembelajaran yang relevan, menarik, dan berdampak. Sementara bagi sistem pendidikan, pendekatan ini menjadi langkah konkret menuju transformasi digital pendidikan Indonesia yang berkelanjutan.
Perangkat Ajar Deep Learning IPS Semua Kelas Kurikulum Merdeka sesuai CP 2025/2026 bukan sekadar inovasi, tetapi revolusi cara belajar dan mengajar IPS di Indonesia.
Dengan memadukan teknologi, analisis data, dan nilai-nilai sosial, siswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku perubahan sosial yang kritis dan berempati.
Guru kini memiliki peluang besar untuk membawa kelasnya ke era baru di mana IPS bukan hanya teori, melainkan laboratorium kehidupan nyata.
Kunjungi modulajarku.com untuk mengunduh contoh perangkat ajar, panduan implementasi, dan pelatihan daring yang siap membantu Anda mewujudkan pembelajaran sosial berbasis deep learning di sekolah Anda.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, jadilah aliran rezeki dengan berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.